Minggu, 06 Januari 2013

4 Jenis Strategi Positioning Produk Untuk Memenangkan Persaingan

Masih bicara masalah strategi positioning (lagi), anda bisa mengembangkan strategi positioning dengan beberapa variabel. Menurut om Adhy Tristanto dalam bukunya cerdas beriklan, variabel tersebut adalah kategori, citra, fitur produk yang unik atau manfaat.

Eh, sudah tahu definisi positioning kan? Seperti biasa, kalau anda belum tahu, silahkan anda baca artikel DokterBisnis alias DB yang terdahulu tentang segmentasi targeting positioning.

Soalnya kalau anda pendatang baru di blog DB dan kebetulan belum begitu paham tentang positioning bisa berabe. Ntar saya di kira loncat-loncat penjelasannya.
Nah, detailnya anda bisa lihat berikut ini.

Positioning Kategori
Sebuah usaha laundry yang hanya melayani pakaian pria atau misal resto yang khusus melayani orang yang vegetarian bisa membangun strategi positioning-nya berdasarkan kategori produk tersebut. Tetapi, cara ini juga bisa anda pakai untuk produk paritas yang sulit menemukan atau memang tidak memiliki kekhususan, asal klaim anda tersebut belum dipakai pesaing anda.

Positioning Citra
Kalau yang satu ini, anda membuat strategi positioning yang bersifat asosiatif. Contohnya di Jogja, ada sebuah warung pecel yang sukses membangun citranya sebagai tempat makan sekaligus tempat yang paling tepat untuk bernostalgia semasa dulu menjadi mahasiswa.

Cuman masalahnya, strategi positioning citra akan mengalami kegagalan jika anda tidak membangunnya dengan kreatif, pilihan “image”-nya tidak realistik atau anda tidak mengkomunikasikannya dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga anda tidak berhasil membangun asosiasi antara merek dengan citra yang anda kehendaki.

Positioning Fitur Produk yang Unik
Cara ini adalah anda memakai unsur yang unik yang dimiliki produk atau perusahaan anda. Fitur produk tersebut bisa atribut yang nyata (tangible) maupun yang tidak nyata (intangible). Saya akan ambil contoh yang diberikan oleh mas Adhy.

Penerbangan murah adalah atribut yang tidak nyata, tetapi penerbangan yang sederhana dan efisien adalah atribut yang nyata. Kalau anda masih bingung tentang masalah atribut nyata (tangible) dan atribut tidak nyata (intangible), anda bisa baca artikel saya tentang 3 masalah pemasaran.

Positioning Manfaat
Tipe positioning yang satu ini didasarkan pada manfaat, keunggulan yang dimiliki produk dalam memuaskan kebutuhan, keinginan serta selera konsumen anda. Manfaat umumnya berdasarkan pengalaman, bersifat fungsional atau simbolik. Lebih jelasnya tentang masalah manfaat produk, anda bisa baca di sini.

Dah cukup… segitu saja penjelasan saya mengenai strategi positioning produk. Ini sudah kedengaran suara mau adzan Jum’at. Saya mau mandi dulu untuk siap-siap. Bai-bai…
(sumber gambar : arieakbarnugroho.blogspot.com)

Segmentasi, Targeting, Lalu… Positioningkan Produk Anda!

Kemarin dulu saya sudah pernah membahas tentang segmentasi pasar. Kemudian di episode selanjutnya, om Jack juga pernah membahas masalah targeting. Nah kurang satu, yaitu masalah positioning produk atau jasa. Soalnya segmentasi targeting positioning merupakan satu kesatuan.

Dan poin pentingnya, positioning ini merupakan core-nya strategi. Sedangkan menurut Michael Porter, strategi adalah upaya untuk menghasilkan posisi yang unik dan valuable bagi pelanggan. Jadi memang klop kalau disebutkan bahwa positioning adalah core-nya strategi.
Ngomong-ngomong, anda sudah tahu positioning kan? Positioning di era klasik sering didefinisikan sebagai strategi untuk memenangi dan menguasai benak pelanggan melalui produk atau jasa yang anda tawarkan.

Tapi kalau menurut Om Hermawan Kertajaya, positioning adalah “the strategy to lead your costumer credible”. Upaya anda untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan pelanggan. Bahasa gampangnya adalah janji yang anda tawarkan kepada konsumen yang harus anda penuhi.

Lha, kalau penjelasan lebih detailnya, positioning adalah satu, dua atau mungkin tiga manfaat yang diinginkan oleh konsumen dan yang dapat anda sediakan pada level yang lebih tinggi ketimbang pesaing anda.

Manfaat-manfaat tersebut bisa bersifat fungsional, emosional maupun ekonomis. Detailnya anda bisa baca di artikel mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sudah? Sampai di situ saja pembahasan tentang segmentasi targeting positioning? Oo, tentu tidak!
Ada 4 resep dari Om Hermawan tentang bagaimana resep membangun positioning yang tepat. Dan ini pembahasan yang paling penting dari topik kita kali ini, segmentasi targeting positioning. Langsung aja…
  1. Positioning haruslah dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan menjadi “reason to buy” alias alasan buat mereka untuk membeli produk atau jasa anda. Hal ini akan terjadi apabila positioning anda mendiskripsikan value yang anda berikan kepada konsumen anda dan value anda benar-benar merupakan aset bagi mereka. Sesuatu yang benar-benar meraka butuhkan!
  2. Positioning seharusnya mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif usaha anda. Jangan sekali-kali anda merumuskan positioning, tetapi anda ternyata tidak mampu melakukannya. Ini sangat berbahaya. Kenapa? Karena bisa over-promise-under-deliver. Dan kalau sudah begini, pelanggan akan mengecap anda telah berbohong! Kalau sudah demikian, habislah kredibiltas anda di mata pelanggan.
  3. Positioning haruslah bersifat unik sehingga dapat dengan mudah men-diferensiasi-kan diri dari para pesaing. Kalau positioning anda unik, positioning anda tersebut tidak mudah untuk ditiru oleh pesaing anda. Walhasil, positioning anda tersebut akan bertahan dalam jangka yang cukup lama!
  4. Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis. Entah itu perubahan persaingan, perilaku pelanggan, perubahan sosial budaya dan sebagainya. Maksudnya begini. Jika ternyata nantinya postioning anda sudah tidak relevan dengan kondisi lingkungan bisnis, anda harus cepat mengubahnya. Dengan kata lain, anda melakukan repositioning!
Nah, begitu kira-kira pembahasan tentang segmentasi targeting positioning. Mumet ya? Kalau mumet alias pusing, ada pertanyaan seputar masalah positioning? Atau ada yang mau menambahkan?
(sumber gambar : adverdreams.blogspot.com)

Logo Produk Anda Nyawa Perusahaan Anda

Saya akan sharingkan kepada anda tentang arti pentingnya sebuah logo, karena banyak sekali orang yang masih asal-asalan dalam membuat logo produk atau perusahaannya.

Padahal akibatnya fatal. Anda bisa kehilangan banyak hal, termasuk branding perusahaan anda. Nah, sumber yang saya ambil juga nggak tanggung-tanggung, Tung Desem Waringin. Jadi jangan lewatkan artikel kali ini.

Langsung saja, sekarang coba anda sisihkan waktu selama 30 detik untuk menuliskan minimal lima logo produk yang anda ingat atau yang pernah anda lihat. Produknya bisa apa saja.

Sekarang pertanyaannya adalah, mengapa anda bisa mengingat logo produk tersebut? Jawabannya adalah biasanya, orang mengingat logo disebabkan karena bentuknya yang unik atau menarik. Atau karena logo tersebut mudah dilihat atau dibaca dan bentuk atau tulisannya mudah diingat.

Menurut om Tung DeWe, logo mempermudah kita untuk mengingat sesuatu. Mengapa? Karena pada dasarnya manusia lebih mudah mengingat gambar daripada tulisan.

Oleh karena itu, secara umum biasanya kita lebih mudah mengingat wajah seseorang dari pada mengingat namanya. Apalagi seperti saya. Pernah sewaktu saya sedang mengisi pelatihan internet marketing, saya sampai lupa berkali-kali nama seorang peserta. Padahal pelatihannya berlangsung selama 3 hari.

Maka, untuk melakukan branding, sebuah perusahaan semisal produsen minuman akan mematenkan botolnya, bentuknya, dan lain-lain yang bisa menunjukkan kekhasan suatu produk. Jadi anda tak perlu heran jika seseorang lebih mudah mengingat botolnya atau bentuk produknya daripada nama produknya.

Nah, supaya produk anda lebih mudah diingat oleh konsumen, selain bentuk desain produknya yang unik, anda juga perlu membuat logo yang menarik, mudah dibaca atau dilihat serta mudah diingat. Tujuannya adalah agar konsumen anda tidak mudah salah pilih dengan produk lainnya gara-gara bentuk produknya hampir sama dengan produk anda, padahal logonya berbeda.

Apalagi kalau produk anda adalah produk inovatif atau produk yang masih baru. Misalnya, karena sama-sama produk air dalam kemasan, bentuk botolnya hampir sama, terkadang orang lupa apa merek atau bagaimana logonya produk tersebut.
Maka, anda perlu mendesain logo sejak awal dengan perhitungan yang matang.

Beberapa hal yang harus anda perhatikan seperti yang telah dijelaskan di atas. Logo anda harus mempunyai unsur menarik, mudah dibaca atau dilihat, dan mudah diingat. Hal itu juga berkaitan dengan pilihan warna, tipe huruf dan komposisi bentuk.

Dan jika anda ingin memberikan penawaran yang sensasional, anda harus membuat logo anda sedemikian rupa sehingga orang akan mudah mengingat produk anda dan membelinya. Anda tidak akan was-was produk anda tertukar dengan produk yang lain.

Perlu anda ketahui, cukup banyak perusahaan yang mendesain logo hanya karena bentuknya dianggap indah ataumenarik saja, tetapi tidak mempertimbangkan faktor mudah dilihat, dibaca dan mudah diingat. Dan ketika produk dipasarkan, konsumen banyak yang lupa apa nama produknya dan bagaimana logonya.

Bisa jadi konsumen pertama kali akan membeli produk tersebut. Namun karena lupa merek atau logonya, di kemudian hari kemungkinan mereka akan membeli produk kompetitor yang logonya lebih mudah diingat.

Dan dalam membuat logo baik logo produk atau perusahaan, anda juga harus mempertimbangkan faktor teknis desainnya. Seperti bagaimana jika logo anda tersebut diletakkan di kop surat, amplop, brosur atau mungkin dalam beberapa bentuk atau media lain yang lebih kecil misalnya di kartu nama, bolpoint atau pensil.

Anda juga harus pertimbangkan apakah logonya masih terlihat dengan jelas atau tidak. Jadi anda harus menimbang apakah desain logonya masih bisa anda pertahankan komposisinya baik bentuk, warna, atau tipe hurufnya. Bila logonya terlalu rumit kemudian diaplikasikan ke dalam media yang kecil, biasanya logo menjadi terlihat tidak jelas.

Maka dari itu, banyak perusahaan-perusahaan atau produk yang mengganti logonya (bahkan dengan biaya yang sangat tinggi) menjadi lebih baik (memberi arti yang lebih positif), lebih menarik, mudah dilihat, mudah dibaca, dan mudah diingat.

So, jika anda belum telanjur membuat logo suatu produk atau perusahaan Anda, pertimbangkan kembali faktor-faktor tersebut.
(sumber gambar : ahli desain.com)

Amati… Tiru… Baru Modifikasi Produk Pesaing Anda!

Saya teringat sebuah pembicaraan dengan teman saya yang kebetulan juga partner bisnis saya sewaktu masih memperkuat tim LSI Jateng-DIY.

Waktu itu kami membahas ucapan salah seorang perwira polisi yang kami dampingi. Perwira polisi tersebut punya sebuah prinsip pribadinya yang sangat menginspirasi.

Prinsip tersebut adalah ATM, kepanjangan dari Amati, Tiru dan Modifikasi. Keren ya? Tapi sebenarnya, prinsip bisnis tersebut sudah tidak asing lagi di dunia bisnis. Anda sudah pernah dengar perusahaan atau produsen follower? Begini, dalam melaksanakan ide bisnis yang berkaitan dengan sebuah produk, anda bisa mempunyai dua pilihan.

Pertama, anda memilih sebagai produsen inovatif seperti yang pernah saya jelaskan pada artikel sebelumnya. Atau kedua, anda memilih sebagai produsen kreatif yang biasa disebut sebagai perusahaan atau produsen follower.

Berhubung pilihan yang pertama sudah pernah saya bahas, maka pada artikel kali ini saya akan bahas keuntungannya jika anda memiilih menjadi produsen tipe kedua, yaitu follower.
Keuntungan yang pertama adalah, pasar sudah diedukasi oleh si pioner. Saya sudah mengalaminya sendiri. Pada saat saya dan teman bisnis saya masih bergerak di usaha budidaya lobster air tawar, kami kesusahan untuk mengedukasi pasar.

Kebetulan jenis pasar yang sangat susah kami edukasi adalah pasar industri dan pasar penjual, khususnya restoran seafood. Begitu kami berubah arah ke udang galah, alhamdulillah dalam hitungan minggu kami sudah dapat beberapa pembeli besar yang bersedia menampung hasil panen kami.

Kedua, ada biaya penelitian yang terpangkas dalam operasional sang follower. Jadi anda nggak perlu ribet-ribet lagi melakukan penelitian dari nol, karena sebagian besar sudah dilakukan oleh si pioner. Tinggal anda amati, kemudian anda tiru, setelah itu anda modifikasi. Beres dah…

Ketiga, resiko gagal juga sangat minim. Penyebabnya sederhana saja, mayoritas kegagalannya sudah dialami oleh si pioner. Berbeda dengan pioner yang berkali-kali menemui kegagalan seperti yang dilakukan oleh Thomas Alva Edison, 10 ribu kegagalan bro…
Dan Keempat, anda tidak perlu lagi melakukan “trial & error” dalam introduksi atau pengenalan produk pertama kali ke konsumen.

Anda sebagai produsen follower tinggal memanfaatkan pengetahuan konsumen yang telah diedukasi oleh produk pioner, riset pasar yang dilakukan oleh pioner dan segmentasi pasar yang telah tumbuh.

Dan dari poin kedua sampai poin keempat di atas, kami benar-benar sudah merasakannya. Tidak sampai 6 bulan setelah memutuskan berganti jenis usaha, kami sudah bisa menjalankan usaha budidaya udang galah ini. Kami hanya mengamati tren dan perilaku konsumen di industri ini.

Untuk teknik produksinya, kami juga tinggal meniru senior-senior kami yang sudah berhasil. Sisanya, kami modifikasi sedemikian rupa sehingga hasil produksinya kami perkirakan bisa lebih banyak. Padahal di usaha sebelumnya, kami membutuhkan waktu hingga 4 tahun lebih untuk mempersiapkan segalanya hingga layak jual.

Saya akan kasih contoh produk yang terkenal supaya anda bisa lebih “tervisualisasi” untuk memahaminya. Extra Joss buatan PT. Bintang Toedjoe merupakan produk baru yang mengekor produk lain yang telah di edukasi oleh Lipovitan. Kalau produk pionernya menggunakan botol, Extra Joss berbentuk serbuk yang dikemas dalam bentuk sachet.

Dan menurut riset yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group, produk ini mempunyai indeks top brand lebih tinggi dibandingkan dengan produk-produk pesaingnya.

Kalau contoh usaha follower untuk skala UKM bisa anda lihat seperti ini. Misalkan di lokasi tempat tinggal anda ada usaha jus pioner yang sudah berjalan tetapi kurang berhasil karena berbagai sebab. Entah manajemen organisasi-nya, sistem promosi-nya atau apapun penyebabnya.

Anda bisa mempertimbangkan untuk membuka usaha jus di lokasi tersebut dengan mempelajari apa penyebab kegagalan usaha jus si pioner tadi. Bisa jadi dengan edukasi yang telah dilakukan oleh si pioner tersebut, anda sebagai follower tinggal meneruskan dan memodifikasinya sehingga usaha jus anda lebih paten.

Jadi kesimpulannya, anda bisa memilih jalan sebagai produsen follower dengan melakukan prinsip ATM tadi; Amati, Tiru…Modifikasi. :) Sukses selalu dan selamat mencoba…
(sumber gambar : blogputra.com)

Plus Minusnya Jika Anda Menjadi Produsen yang Inovatif

Saat mempunyai sebuah ide bisnis baru, seringkali seseorang juga mempunyai ide produk baru. Dan produsen yang menemukan pertama kali produknya yang benar-benar baru dinamakan produsen yang inovatif.

Jadi, jika anda menciptakan produk yang belum ada menjadi produk yang sudah ada, anda disebut inovator. Contohnya Thomas Alva Edison. Ia mempunyai keyakinan dengan ide produk inovatifnya, yaitu sebuah lampu pijar yang terang benderang.

Untuk mewujudkan ide produk barunya, ia harus rela melalui proses yang sangat panjang. Ia harus gagal sebanyak sepuluh ribu kali hingga ia menemukan lampu pijar seperti yang sekarang ini.

Biasanya nih, seseorang yang baru terjun di bisnis terutama untuk skala industri kecil menengah, sangat semangat untuk membuat produk yang belum pernah ada di pasaran. Idealismenya sangat kuat.

Tapi saran saya, sebelum anda ingin mewujudkan ide produk yang benar-benar baru tersebut, ada baiknya anda mempelajari dulu kelemahan dan kelebihannya. Perbandingan ini saya dapat secara tidak langsung dari pak Fandi Tjiptono, salah seorang pakar marketing…
Kelebihan Produk Pioner
  1. Anda dapat menikmati pangsa pasar yang masih luas.
  2. Anda mempunyai akses distribusi yang kuat karena anda yang pertama kali masuk.
  3. Brand anda jadi sangat familiar di mata konsumen.
  4. Loyalitas konsumen terhadap merek produk yang anda bangun tinggi.
  5. Potensi laba yang masih besar karena belum ada pesaing yang bermain.
  6. Anda yang menentukan standar kualitas industrinya.
Kelemahan Produk Pioner
  1. Anda harus unggul dalam hal teknologi, sehingga diperlukan investasi yang besar.
  2. Resiko kegagalan dalam introduksi produk baru relatif besar.
  3. Biaya riset dan pengembangan produk sangat mahal.
  4. Proses inovasi melewati tahapan-tahapan yang panjang dan tidak berguna akibat kemajuan yang berlangsung lambat karena faktor trial dan error.
  5. Anda harus menciptakan dan mengembangkan permintaan primer serta mengedukasi pasar.
Kira-kira anda sudah paham kan baik buruknya jika anda memilih sebagai pencipta produk baru yang sama sekali belum pernah ada sebelumnya?

Ok, saya bagikan pengalaman saya sewaktu saya berkeinginan menjadi produsen inovatif, walaupun sebenarnya produk tersebut belum bisa benar-benar dikatakan produk inovatif. Tapi pelajaran yang bisa anda ambil insya Allah mirip jika anda ingin membuat produk pionir.

Dulu, saya bersama teman satu tim saya berusaha keras untuk menjadi produsen pioner di usaha budidaya lobster air tawar. Karena keterbatasan info bisnis bidang tersebut, kami berusaha untuk menciptakan sistem pembesaran sendiri, membuat peralatan yang bisa mendukung dan memaksimalkan pembibitan serta mengedukasi pasar.

Tiga setengah tahun kemudian akhirnya kami sempat menjadi pemimpin pasar di Jogja, walaupun cuman beberapa saat. Sayangnya, kami tidak bisa meneruskan usaha itu.
Karena untuk memperlebar pasar, kami sangat kesusahan untuk mengedukasi pasar. Di samping itu, biaya riset produksi kami tinggi sekali karena kami seringkali trial dan error. Persis dengan poin-poin yang saya terangkan di atas kan?

Akhirnya untuk sementara waktu kami memutuskan untuk pindah ke usaha budidaya udang galah. Lebih mudah edukasi pasarnya dan kami lebih mudah dalam mempelajari teknik dan perkembangan bisnisnya, karena usaha jenis ini sudah banyak pionirnya.

So, sebelum anda berkeinginan untuk membuat dan memasarkan produk inovatif yang benar-benar baru, pertimbangkanlah masak-masak dulu kelebihan dan kelemahannya menjadi produsen inovatif. Karena anda bisa jadi sangat sukses dan mempunyai laba yang besar, tetapi bisa juga produk baru anda gagal dan perusahaan lain tinggal meneruskan usaha yang telah anda lakukan.

Tapi ingat, apapun tipe bisnis anda jika anda menginginkan untuk membuat produk pioner, lakukan riset pasar agar produk anda tidak gagal di pasaran. Sukses buat anda dan selamat membuat produk inovasi yang super baru jika anda sudah siap segalanya…
(sumber gambar : koleksi-informasi.blogspot.com)

Jika Anda Takut Memulai Usaha, Baca Artikel Ini!

Beberapa waktu yang lalu saya pernah terlibat pembicaraan serius dengan teman satu kuliah saya tentang memulai bisnis. Kebetulan istrinya juga sama-sama satu almamater.

Saat itu posisi teman saya sedang berhenti bekerja dan ingin tahu bagaimana memulai usaha. Karena dulu teman satu kuliah, saya serius untuk mengajaknya berbisnis, memulai usaha kecil.

Setelah mencari beberapa jenis jenis usaha yang prospek, akhirnya saya menelpon teman saya tersebut. Ternyata teman saya tersebut berubah pikiran dan menolak peluang usaha yang saya tawarkan. Penyebabnya adalah dia sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta.

Kemudian saya tanyakan kepada istrinya, “Katanya kemaren ayahnya (baca : suami) ingin memulai bisnis. Apa nggak jadi bu? Kenapa?”, tanya saya basa basi. Istrinya menjawab, “Kayaknya dia nggak bakat bisnis deh. Orangnya nggak ulet. Nggak seperti kamu.”

Karena pembicaraan kami di telepon dan saya malas untuk berdebat, akhirnya saya sudahi. Ada satu hal yang masih mengganjal di hati saya pada waktu itu, yaitu ucapan “kayaknya dia nggak bakat deh”. Memang betul, bisnis itu tidak untuk semua orang. Tapi dia kan belum coba, pikir saya. Wah, belum-belum sudah pesimis duluan.

Inilah ketakutan hampir semua orang jika mereka ingin memulai usaha, ”tidak berbakat”. Sekarang menurut anda, apakah seseorang dilahirkan sebagai seorang entrepreneur atau mereka dididik untuk menjadi seorang entrepreneur?

Kalau anda cermati, menanyakan apakah seseorang dilahirkan sebagai entrepreneur atau dididik untuk menjadi entrerepneur adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Akan sama halnya jika ada yang menanyakan apakah seseorang dilahirkan sebagai karyawan atau dididik untuk menjadi karyawan.

Atau ada yang tiba-tiba bertanya kepada anda, apakah menjadi karyawan adalah bakat? Bagaimana reaksi anda jika ditanya dengan pertanyaan seperti itu? Pasti anda akan merasa aneh kan?

Orang itu bisa dididik. Mereka bisa dididik untuk menjadi seorang karyawan atau seorang entrepreneur. Memang untuk memulai bisnis, bakat itu mempercepat seseorang untuk sukses.
Saya tidak menyangkal hal tersebut. Tapi kesuksesan itu lebih ditentukan oleh kerja keras.  Kesuksesan itu 99% kerja keras, 1% bakat. Hal itu berlaku juga dalam memulai usaha. Seandainyapun memang ada yang berbakat untuk bisnis, bukan berarti bisnis dan investasi itu tidak bisa dipelajari.

Bakat bisa membuat seseorang hebat. Tapi kerja keras dan kerja cerdas bisa membuat seseorang menjadi bagus. Penyebab ada lebih banyak karyawan daripada entrepreneur adalah semata-mata karena sekolah kita mendidik generasi muda untuk menjadi karyawan. Mereka tidak dididik untuk memulai usaha.

Itulah sebabnya, begitu banyak orang tua yang berkata kepada anak-anaknya, ”Pergilah bersekolah supaya kamu kelak mendapat pekerjaan bagus”. Betul demikian? Saya yakin ya. Pernahkah anda mendengar ada orang tua berkata kepada anaknya, ”Pergilah bersekolah supaya kamu menjadi seorang entrepreneur”? Jarang sekali, bahkan tidak ada!

Satu lagi ketakutan jika orang mau terjun memulai usaha baru, takut gagal. Takut nanti bisnis baru-nya hancur lebur. Padahal, penyebab kegagalan bisnis itu bisa dipelajari. Ok, akan saya terangkan kepada anda.

Kalau anda tahu besok takdir anda adalah menjadi seorang entrepreneur yang sukses, apa yang akan anda lakukan? Pasti anda akan tidur-tiduran di sofa yang empuk. Tidak cepat-cepat untuk memulai bisnis.

Mengapa? Karena anda tahu bahwa anda pasti akan sukses. Begitu juga sebaliknya, jika anda tahu bahwa besok anda tidak akan menjadi entrepreneur yang sukses, apa yang anda lakukan?

Pasti anda akan tidur-tiduran, karena anda tahu bahwa takdir anda adalah seorang wirausahawan yang gagal. Gagal dalam memulai usaha. Itulah sebenarnya hikmah tidak ada yang tahu bagaimana masa depan kita. Supaya kita terus berusaha, tidak putus asa dan patah semangat.

So, yang penting adalah jalani proses-nya. Berpikirlah positif selalu. Jangan takut gagal. Tidak ada yang instan di dunia ini. Semua ada harganya. Bersabarlah dan fokus. Tidak pernah ada atlet sepakbola yang tiba-tiba sukses. Mereka perlu berlatih berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Sampai saat ini saya juga masih mengalami banyak kegagalan. Tapi saya terus bangkit dan berusaha memperbaiki kesalahan bisnis saya. Semangat bisnis saya terus berkobar.

Setiap kali saya jatuh, terutama disaat awal saya memulai bisnis sendiri, tidak pernah terlintas di benak saya bahwa saya tidak berbakat. Anda juga tidak berpikir saya tidak berbakat menjadi pengusaha suskes khan? :)
(sumber gambar : ilinsenjaya.com)

Jangan Phobia dengan Biaya Tetap dan Biaya Variabel!

Seorang pengusaha harus paham masalah arus kas. Arus kas adalah pondasi paling dasar dari sebuah bangunan bisnis. Begitu arus kas hancur, mekanisme keseluruhan bisnis akan rontok satu persatu.

Pengetahuan dan pengendalian terhadap arus kas juga merupakan kunci utama jika anda mencari investor. Padahal bagi sebagian besar pengusaha, arus kas merupakan momok tersendiri.

Siapa yang nggak pusing dengan deretan angka-angka yang njlimet? Maka dari itu, saya akan terangkan dengan pembahasan yang sederhana. Tujuannya adalah agar anda tahu bagaimana cara membaca arus kas. Kalau masalah bikinnya, serahkan pada ahlinya.
Seperti saran saya yang sudah-sudah, anda bisa pekerjakan orang atau meng-hire konsultan keuangan. Yang penting anda tahu intinya. Nggak perlu repot-repot sampai tahu cara membuat laporannya.

Ok, kita mulai. Ada beberapa hal yang perlu anda ketahui perihal arus kas ini. Pada postingan edisi terdahulu, saya telah membahas masalah fungsi utama neraca. Sekarang saya akan bahas bagian dari pelajaran arus kas lainnya yang tidak kalah penting, yaitu biaya. Apa itu biaya?

Kata mbak Peni R. Pramono dalam buku seri UKM-nya, biaya adalah semua yang anda keluarkan untuk sebuah proyek. Contohnya jika anda mempunyai usaha kedai makanan, beli es batu, beli buah segar, beli bahan baku makanan atau membayar upah karyawan anda adalah biaya. Simpel sebenarnya kan?

Nah, jenis biaya ini banyak. Ada biaya tetap, biaya variabel, biaya incremental, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan sebagainya. Yang akan saya bahas sekarang hanya 2 saja, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Ntar ndak tambah mumet kalau kebanyakan…

BIAYA TETAP
Bahasa kerennya fixed cost. Biaya tetap adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Bingung ya? Saya juga, ho..ho..ho..

Saya kasih contoh saja, oke? Misalkan anda punya usaha toko komputer. Biaya untuk menggaji karyawan yang jaga toko adalah 500 ribu per bulan. Mau yang beli komputer dalam sehari ada 10 orang atau nggak ada yang beli sama sekali, biaya yang harus anda keluarkan tidak berubah, yaitu 500 ribu buat menggaji karyawan anda yang jaga toko tadi. Oleh sebab itu 500 ribu tadi disebut biaya tetap. Sudah paham kan?

BIAYA VARIABEL
 Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan anda, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Kalau contoh yang gampang, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variabel.

Sekarang saya jelaskan dengan contoh kasus saja ya. Biar enak memahaminya. Anda tahu baglog? Baglog itu bibit media tanam jamur tiram. Jelasnya bisa anda baca artikel saya tentang usaha jamur tiram. Misalkan pembuatan sebuah baglog membutuhkan biaya 1500 rupiah untuk bahan bakunya dan 500 rupiah untuk tenaga kerja yang membuatnya.

Maka biaya variabel dari baglog tersebut adalah 2 ribu rupiah per unitnya. Total biaya variabelnya bisa berubah-ubah, bergantung berapa banyak baglog yang bisa dibuat oleh si buruh.

Bila si buruh ternyata bisa membuat 10 baglog, maka total biayanya adalah Rp. 2.000,00 x 10 unit = Rp. 20.000,00. Kalau cuman bisa buat satu biji ya biaya variabelnya hanya Rp. 2.000,00 x 1 unit = Rp. 2.000,00. Biaya ini yang dikatakan biaya variabel, karena berubah-ubah tergantung pada volume bisnis tersebut.

Kemudian, apa gunanya kita tahu biaya tetap dan biaya variabel? Salah satunya adalah jika anda hendak menghitung berapa titik impas usaha anda, anda perlu memasukkan rumus titik impas dengan biaya tetap dan biaya variabel. Yang paling klasik ya buat mendukung pembuatan laporan laba rugi.

Atau jika anda ingin mengganti sistem operasi yang sudah berjalan dengan yang baru. Sepanjang rentang aktivitasnya tidak berbeda jauh, anda bisa pakai biaya variabel ini buat pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Sudah jelas kan sekarang apa beda biaya variabel dengan biaya tetap. Kalau belum jelas cari aja sumber yang lain ya. Kalau mau nanya ke saya, jangan yang rumit-rumit. Saya juga phobia sama keuangan, ha..ha..ha..
(sumber gambar : pasarkreasi.com)

Biasakan Menghitung Titik Impas Agar Usaha Anda Aman

Salah satu hal yang sering dilupakan oleh pengusaha baru adalah meng-analisa titik impas. Bahasa lainnya adalah menghitung break even point atau menghitung BEP. Saya akan cerita sedikit.

Dulu, waktu saya masih bergerak di usaha distribusi deterjen, yang saya pikirkan pertama adalah bagaimana caranya mendapatkan untung. Pokok’e piye carane ben bathi bahasa Jawa-nya.

Kemudian hari demi hari, waktu demi waktu dan bulan demi bulan kami terus berusaha untuk tetap untung, nggak rugi.

Sampai pada sebuah titik dimana kami merasa kelelahan karena untung besar yang kami harap-harapkan kok tidak datang jua. Akhirnya kami berpikiran bahwa usaha kami ini rugi.

Padahal, ada satu titik dimana usaha kita ini masih tetap bisa berjalan terus walaupun belum mendapatkan keuntungan. Titik itu dinamakan titik impas, titik dimana usaha kita tidak untung, tapi juga tidak rugi.

Di titik inilah anda bisa sedikit bernafas lega. Anda tetap bisa mempertahankan usaha anda untuk terus berjalan, sembari menunggu keuntungan datang menghampiri anda.

Lalu bagaimana caranya menghitung titik impas? Ada 2 cara menghitung titik impas. Satu dengan cara matematis, satunya lagi dengan cara grafik. Yang akan saya bahas sekarang adalah dengan cara matematis saja.
BEP dengan cara matematis ini dibagi menjadi 2, yaitu BEP dalam rupiah dan BEP dalam jumlah atau unit.
  1. BEP atau titik impas dalam unit.
    Rumusnya : BEP =  Biaya Tetap : (Harga Jual Per Unit : Biaya Variabel Rata-Rata)
  2. BEP atau titik impas dalam rupiah.
    Rumusnya : BEP = Biaya Tetap Total : 1 – (Biaya Variabel Rata-Rata : Harga Jual Per Unit)
Biar gampang memahaminya, anda bisa lihat contoh di bawah ini. Tapi sebelumnya, silahkan anda pahami dulu apa itu biaya tetap dan apa itu biaya variabel.

Penting bagi anda untuk mengetahui dan memahaminya sebelum anda menghitung BEP. Nggak susah kok, beneran. Saran saya, jangan melanjutkan membaca artikel ini kalau anda belum tahu apa itu biaya variabel dan apa itu biaya tetap. Silahkan klik di sini untuk membacanya.

Sekarang masuk ke contoh kasus. Enaknya ambil contoh usaha yang mana? Usaha kedai makan, usaha jamur tiram atau usaha jus buah? Kayaknya yang enak usaha jus buah saja ya.

Ok, misalkan anda jualan macam-macam jus buah. Biaya tetap yang anda keluarkan adalah 250 ribu rupiah. Biaya variabelnya sebesar 3 ribu rupiah per unit.
Kemudian anda berencana menjual macam-macam jus buah tersebut dengan harga 5 ribu rupiah per gelas. Maka titik impas atau BEP-nya adalah :
  1. BEP (dalam unit) = 250.000 : (5.000 – 3.000) = 125 unit.
  2. BEP (dalam rupiah) = 250.000 : 1 – (3.000 : 5.000) = 625000 rupiah.
So, anda harus berjualan jus buah sebanyak 125 gelas atau menjual sebesar 625 ribu rupiah agar anda mencapai titik impas. Maksudnya adalah 125 gelas atau 625 ribu rupiah tadi sudah bisa anda gunakan buat bayar semua pengeluaran usaha jus anda tanpa anda harus rugi.
Dan apabila anda mampu menjual 126 gelas, berarti yang satu gelas tadilah keuntungan anda. Paham kan?

Kesimpulannya adalah apapun tipe bisnis anda, di awal anda melangkah, usahakan selalu menghitung berapa titik impas atau BEP produk anda. Jadi anda sudah punya bayangan, oo…harus jual segini tho agar usahaku aman. Atau oo…harus dapat pemasukan segini buat bisa jalan lagi.

Baru setelah itu anda masuk ke target kedua, yaitu memperbesar penjualan anda alias berapa besarnya keuntungan yang akan anda kejar. Mudah kan? Lha terus saya makannya dari mana mas kalau saya hanya bisa jualan sampai titik impas? Kan saya nggak untung walaupun nggak rugi…

Wah, kalau pertanyaannya seperti itu, pintar-pintarnya anda lah. Saya dulu waktu belum untung, pernah sampai bantuin usaha taksi motor mas Yanuar biar bisa buat dapur ngebul…ha..ha..ha..
Ada yang ditanyakan perihal rumus BEP atau pengertian Break Even Point diatas?
(sumber gambar : light-publishing.com)

3 Cara Bagaimana Mengarahkan Pegawai Anda Agar Bekerja Maksimal

Pada artikel saya yang telah lalu, telah saya bahas bahwa salah satu fungsi manajemen adalah pengarahan. Sekarang, saya akan bahas apa maksud dari pengarahan atau manajemen pegawai itu sendiri beserta jenis dan macamnya yang bisa anda terapkan buat manajemen sdm anda.

Pengarahan dalam ilmu manajemen merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif dan efisien untuk mencapai sebuah tujuan.

Wah, panjang kali definisinya ya. Biasalah, bahasa kuliahan. Jadi saya nggak bisa merubah seenaknya. Ntar dimarahin dosen manajemen adik ipar saya, ha..ha..ha.. Tapi inti tujuan dari pengarahan adalah, bagaimana caranya agar pegawai anda paham dan mau melaksanakan tugas yang anda berikan dengan sepenuh hati dan hasilnya, memuaskan anda. Kira-kira begitulah… :)

Jenisnya, ada 3 buah. Pertama adalah orientasi, kedua adalah perintah dan ketiga adalah delegasi wewenang. Saya akan bahas satu persatu.

1. Orientasi
Adalah cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar kegiatan usaha anda dapat dilaksanakan dengan baik. Biasanya orientasi ini anda lakukan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk memberikan pengenalan dan pengertian tentang masalah yang terjadi di perusahaan anda.

Tapi orientasi bisa juga anda terapkan untuk pegawai lama yang kadang-kadang lupa atau tidak selalu ingat. Tujunnya adalah agar mereka selalu memahami peranannya. Disetrum dikit lah biar ingat…

2. Perintah
Ini yang paling umum anda lakukan sebagai seorang pimpinan perusahaan. Definisi perintah adalah permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Macamnya :
  • Perintah Umum dan Khusus
    Perintah umum mempunyai sifat luas, sedangkan perintah khusus bersifat mendetail. Penggunaan perintah ini tergantung kepada preferensi anda, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh karyawan anda.
  • Perintah Lisan dan Tertulis
    Untuk yang ini, harus anda sesuaikan dengan kemampuan pegawai atau bawahan anda. Contohnya seperti ini. Jika anda mempunyai tugas yang sedikit rumit dan perlu pemahaman yang agak lama, anda gunakan perintah tertulis. Perintah tertulis bisa menghindari adanya salah tafsir. Tapi jika anda sedang dalam keadaan mendesak, perintah lisan akan lebih cepat anda berikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Jadi, perintah lisan hanya anda berikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah. Prakteknya jangan kebalik lho…
  • Perintah Formal dan Informal
    Perintah formal adalah perintah yang anda berikan kepada pegawai atau bawahan anda sesuai dengan tugas yang telah anda tetapkan dalam organisasi usaha anda. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan. Jadi anda harus pintar-pintar perintah mana yang akan anda gunakan. Salah-salah bisa berabe ntar. Pegawai anda cabut karena merasa perusahaan anda adalah perusahaan militer. :)
3. Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang lebih bersifat umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dengan pendelegasian wewenang ini, anda melimpahkan sebagian dari wewenang yang anda miliki kepada bawahan anda. Misalnya anda punya usaha bandeng presto. Anda mempunyai seorang manager tim penjualan yang salah satu tugasnya adalah mengadakan perjanjian jual beli dengan pembeli besar.

Dengan wewenang yang kurang jelas, manager tersebut akan bolak-balik menanyakan kepada anda, dan jawabannya belum tentu memuaskan. Repot kan? Anda bisa atasi hal ini dengan membuat bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.

Ternyata masalah pengarahan pegawai saja ada rumusnya ya? Tapi santai saja, semuanya fleksibel kok. Yang penting tujuan perusahaan anda dapat dilaksanakan sekuat tenaga oleh pegawai anda.

Hanya saja satu hal yang perlu anda pahami. Sebaik-baik anda memanajemen pegawai anda, anda harus punya sumber daya manusia yang hebat. Maksud saya, percuma anda punya metode pengarahan yang super ganas tapi pegawai anda nggak “kredibel”.
Jadi, pilihlah pegawai yang benar-benar mumpuni. Anda bisa baca artikel saya tentang tips bagaimana memilih karyawan yang berprestasi. Ok, sekian pembahasan tentang manajemen kinerja pegawai. Ada yang mau berkomentar? Nggak usah sungkan-sungkan, monggo…
(sumber gambar : eworld-indonesia.com)

6 Model Manajemen Organisasi Bisnis, Simpel dan Cocok Buat Usaha Anda!

Saya akan bercerita sedikit pada waktu awal kami memulai bisnis. Waktu itu kami hanya bertiga. Kemudian kami membentuk sebuah organisasi kecil dengan “jobdesk” cukup sederhana.
Saya ditunjuk sebagai manajer sekaligus merangkap bagian keuangan. Sedangkan 2 teman saya di-”plot” di bagian pemasaran dan produksi. Kemudian waktu demi waktu berlalu.
Sampai suatu saat kami bingung dengan sebuah permasalahan yang menyangkut salah satu fungsi manajemen, yaitu pengorganisasian. Saat itu kami berencana untuk mempunyai 2 wilayah kolam udang galah yang berbeda yang letaknya sangat berjauhan. Satu di daerah barat dan satu di daerah timur.
Kemudian, kami berembug dan berencana untuk membuat sebuah organisasi yang sederhana tapi efektif. Kebetulan saya yang ditugasi untuk membuat sistem tersebut. Terpaksa saya yang harus “ubet” sana sini untuk mencari tahu ilmunya. Akhirnya saya menemukan model pengelompokan organisasi yang ideal dan bagus bagi kami.
Kami membentuk organisasi yang berdasarkan pada waktu, daerah wilayah dan fungsi perusahaan. Kalau dari bahasanya kok seperti perusahaan besar saja ya. Anda pasti bertanya, mengapa sebuah usaha kecil menengah harus membuat manajemen yang rumit seperti yang kami lakukan? Apa nggak terlalu njlimet nantinya?
Justru kalau tidak anda buat malah nanti bisa tambah “njlimet dan marai mumet”. :) Tapi intinya seperti ini. Terbatasnya kemampuan seseorang akan membatasi pula jumlah bawahan atau bagian-bagian  yang akan dipimpinnya.
Oleh karena itu, pembagian kerja dan spesialisasi kegiatan perlu dilakukan. Nah, sebagai wacana bagi anda tentang dasar pengorganisasian tersebut, anda perlu tahu bahwa pengorganisasian bisa anda dasarkan pada 6 faktor berikut ini :
  1. Didasarkan Pada Suatu Angka
    Biasanya dilakukan di bidang kemiliteran seperti divisi keempat (Kodam IV), Resimen Ketujuhpuluh Dua (KOREM 072) dan sebagainya.
  2. Didasarkan Pada Waktu
    Biasanya dipakai pada pelaksanaan tugas-tugas di pabrik. Misalnya kelompok kerja pertama bekerja pada jam 07.00 – 11.00 dan kelompok kerja kedua bekerja pada jam 13.00 – 14.00.
  3. Didasarkan pada Fungsi  Perusahaan
    Misalkan kegiatan-kegiatan perusahaan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian produksi, bagian pemasaran dan bagian keuangan.
  4. Didasarkan pada Luas Daerah Operasi
    Jika usaha anda mempunyai daerah operasi yang sangat luas, anda dapat mendirikan cabang-cabang di beberapa daerah tersebut. Penggolongan ini juga dimaksudkan agar dapat menampung jumlah aktifitas yang terlalu besar.
  5. Didasarkan pada Jenis Barang
    Contohnya seperti PT. Astra, mereka membuat beberapa macam barang yaitu sepeda motor Honda, mobil Honda Civic dan mesin fotocopy Xerox. Maka pengelompokannya bisa didasarkan atas aktifitas dan tenaga kerja menurut macam barangnya.
  6. Didasarkan pada Jenis Langganan
    Langganan-langganan atau pasar perusahaan dapat berupa konsumen rumah tangga, pedagang, pemerintah dan lain sebagainya. Sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti misal promosi, berbeda antara satu dengan yang lainnya. Maka pengelompokan organisasinya bisa berdasarkan jenis langganannya.
Seperti yang saya ceritakan di atas, kami berencana untuk menambah karyawan dalam kelompok baru. Yang pertama adalah didasarkan pada fungsi perusahaan yaitu keuangan, pemasaran dan produksi. Pengorganisasian ini telah kami bentuk dari awal kami membuat usaha.
Tambahannya adalah didasarkan pada luas daerah operasi, yaitu kolam daerah Minggir dan kolam daerah Kalasan serta pengelompokkan berdasarkan shift kerja buat pegawai kolam, yaitu pagi jam 06.00-14.00, siang dari jam 14.00-22.00 dan malam jam 22.00-06.00. Nah, dari cerita saya di atas, kira-kira anda sudah paham maksud saya kan? Moga-moga sudah. Intinya adalah, buat organisasi bisnis yang paling pas dengan kegiatan usaha anda.
Kalau ada yang belum jelas, anda bisa bertanya sekarang dengan menulis di kotak komentar yang ada di bawah postingan ini. Kalau ada yang lebih tahu, anda bisa beri masukan juga di kotak komentar yang ada di bawah ini. Yang iseng-iseng pengen berkomentar, juga bisa menulis di kotak komentar ini. Pokoknya, tulis di kotak komentar dan happy ending deh… (lho apa hubungannya ya). Saya tunggu lho, beneran nih…
(sumber gambar : careerhrm.wordpress.com)

Bangunlah Hubungan yang Baik, Maka Bisnis Anda Akan Sukses

Gunakanlah waktu anda untuk menjalin hubungan yang baik, bukan untuk mengejar hubungan bisnis atau hanya untuk mengejar kesuksesan. Manusia diciptakan untuk saling berhubungan.
Tidak ada yang bisa hidup sendiri. Satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Di dalam hubungan yang baik itulah kebutuhan dan keinginan anda dapat terpenuhi.

Mencari dan membangun hubungan yang baik dengan orang lain tidak hanya menghasilkan hidup yang lebih bermakna, namun juga baik bagi kesuksesan bisnis anda.

Anda bisa lihat, seseorang senang melakukan hubungan bisnis dengan orang yang mereka sukai dan percayai, bukan dengan orang yang mereka benci. Dalam hubungan yang jujur, anda bisa membuat kemitraan dalam bisnis bertahan lama dan mempunyai masa depan yang lebih cerah.

Tapi ingat, membangun hubungan bisnis yang baik membutuhkan perhatian yang lebih pada kebutuhan orang lain, bukan pada kebutuhan diri kita sendiri. Belajar dari kesalahan masa lalu, berapa banyak hubungan bisnis yang hancur akibat kita terlalu mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan orang lain.

Dengan memberikan perhatian lebih kepada orang lain inilah yang bisa membuat mereka mempunyai loyalitas kepada anda tanpa anda paksa. Itu berlaku kepada siapa saja, bukan hanya pada orang yang mempunyai hubungan bisnis dengan anda. Dan perubahan ini perlu waktu, anda harus selalu sabar.

Karyawan, konsumen, mitra bisnis, pejabat pemerintah, lingkungan sekitar anda, semuanya. Anda akan menemukan kemudahan-kemudahan yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya.

Dan poin yang terpenting adalah, tempatkan proritas dan penekanan yang jauh lebih besar pada hubungan keluarga dibandingkan dengan hubungan bisnis. Karena tanpa itu, sukses bisnis dan finansial anda tidak bermakna.

Bangunlah Merek Dagang Anda, Maka Anda Akan Mendapatkan 8 Manfaatnya

Salah satu mitos yang beredar di “masyarakat bisnis” adalah usaha kecil dan menengah tidak perlu membangun merek. Mitos ini salah total. Semua bisnis, baik besar, sedang atau kecil membutuhkan merek dagang.

Sebenarnya apa sih manfaat merek bagi sebuah bisnis? Banyak sebenarnya yang bisa anda dapatkan apabila anda serius mengembangkan merek bisnis anda.
Ada 8 manfaat nyata yang bisa anda dapatkan.

1. Memberikan identitas produk anda.
Apa yang dicari oleh konsumen jika mereka membutuhkan sebuah produk? Merek bukan? Produk anda akan mudah dikenali oleh konsumen karena merek ini. Bandingkan jika produk anda tidak ada mereknya. Begitu konsumen mencari produk anda di pasaran, mereka akan berkata, “Pak…beli sabun cuci yang busa sedikit itu lho pak, yang ada butir hijaunya, yang kalo pakaian dicuci nggak luntur dan bla..bla..bla..” Dan pada saat yang sama, belasan produk ada di depan si pembeli dengan ciri-ciri yang sama seperti yang ia sebutkan.

2. Membedakan dengan pesaing anda.
Masih ada hubungannya dengan yang pertama, merek bisa membedakan produk anda dengan pesaing. Apa gunanya jika anda membuat produk yang bagus yang punya diferensiasi yang kuat jika ternyata pelanggan anda tidak mampu membedakan produk anda dengan produk pesaing anda?

3. Meningkatkan penjualan.
Bila merek anda dipersepsikan bagus oleh konsumen, maka tak perlu diragukan lagi bahwa mereka akan bercerita kepada siapa saja agar membeli merek produk anda. Penjualan anda akan naik dengan sendirinya. Dan anda pasti tahu, hal yang disebutkan pertama kali oleh pelanggan yang puas adalah MEREK, bukan ciri-ciri produknya!

4. Bisa membangun loyalitas konsumen.
Pelanggan yang puas akan memasukkan merek anda tidak hanya di kepala mereka, tapi juga di hati mereka. Bagi mereka, merek andalah yang terbaik. Mereka sudah merasa mendapatkan manfaat yang banyak dari produk anda. Jika anda cermati, begitu merek sebuah produk sudah bercokol di benaknya, mereka akan selalu membeli produk anda tanpa silau dengan harga murah ataupun promosi dan janji-janji dari rpoduk yang lain. Anda tidak percaya? Buktikan sendiri!

5. Membuat pelanggan tidak sensitif terhadap harga yang akan anda kenakan.
Anda pernah jatuh cinta kepada seseorang? Biasanya anda tidak masalah jika keluar biaya berapapun, asalkan seseorang yang membuat anda jatuh cinta itu senang. Sama dengan merek. Jika para pelanggan produk anda sudah “jatuh cinta” kepada merek anda, mereka tak akan peduli berapa banyak uang yang harus mereka keluarkan untuk membeli produk anda.

6. Komunikasi pemasaran jadi lancar.
Hampir dari semua pakar pemasaran sepakat bahwa iklan yang terbaik adalah kata-kata yang keluar dari pelanggan yang puas. Secara tidak langsung, pelanggan yang puas terhadap merek anda akan membantu anda untuk mempromosikan produk dan citra merek anda. Dengan demikian, anda tidak perlu susah-suah untuk mengeluarkan dana dan usaha yang keras ditambah waktu yang panjang untuk memperkenalkan merek anda kepada calon konsumen baru.

7. Terbuka peluang untuk waralaba, licensing dan joint venture.
Merek adalah intangible asset atau dalam pengertian bahasa Indonesianya adalah aset tak berwujud bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, begitu merek anda telah mengakar kuat di benak para konsumen, anda dapat mewaralabakan merek anda. Bahkan anda bisa menggunakan merek anda untuk meningkatkan omset anda dengan menggunakan licensing dan joint venture.

8. Daya tarik bagi stakeholder
Bukan hanya konsumen yang tertarik apabila merek bisnis anda sudah terkenal. Stakeholder-pun akan berusaha mencari merek bisnis anda. Anda tidak akan kesulitan untuk mencari pemasok, distributor, partner, karyawan bahkan para investor. Merek yang baik jugalah yang membuat anda mempunyai daya tawar yang tinggi di hadapan para stakeholder.
Nah, setelah anda mengetahui 8 manfaat merek diatas, masihkah anda tidak ingin membuat merek bagi bisnis anda?

Ada 4 Jenis Sekolah Bisnis, Mana yang Akan Anda Ikuti?

Ada yang pernah tahu sekolah bisnis? Kalau sekolah akademik pasti anda tahu kan? Ada playgroup, TK, SD, SMA, SMK, S-1, S-2 dan seterusnya.
Dulu saya tidak tahu seperti apakah sekolah bisnis tersebut. Waktu itu yang saya hanya berpikiran untuk mencari peluang bisnis saja.

Sampai suatu ketika saya membaca buku karya Robert T Kiyosaki, akhirnya saya mengetahui ada 4 jenis sekolah bisnis menurutnya. Dan beruntungnya, Kiyosaki sempat mengikuti keempat jenis sekolah bisnis tersebut.

1. Sekolah Bisnis Tradisional.
Sekolah ini berlokasi di perguruan tinggi negeri dan atau universitas swasta berakreditasi. Keduanya menawarkan gelar MBA. Para pengajar atau instrukturnya biasanya adalah karyawan sekolah bisnis tersebut atau karyawan perusahaan yang berpengalaman.

Siswanya sebagian besar berusaha menjadi karyawan yang berpendidikan tinggi dan bergaji tinggi, seperti halnya para pengajar atau instrukur mereka. Mereka berusaha mendaki tangga perusahaan untuk mencapai jabatan penting di perusahaan dimana mereka bekerja.

2. Sekolah Bisnis Keluarga.
Banyak bisnis keluarga yang bisa anda jadikan tempat yang bagus untuk mendapatkan pendidikan bisnis. Contoh bisnis keluarga adalah Bakrie Group atau yang semisalnya. Hanya saja, biasanya seseorang yang “diterima” di sekolah tersebut adalah keluarga mereka.

Tapi kalau anda dekat dengan salah satu dari keluarga mereka, anda bisa belajar banyak dari mereka. Sekolah tersebut adalah sekolah yang bagus. Apalagi jika pemilik perusahaan keluarga tersebut bukan hanya entrepreneur yang hebat, tapi juga guru yang baik.

Anda tidak perlu mencari bisnis sebesar Bakrie Group. Banyak bisnis skala kecil dan menengah yang telah sukses yang bisa anda ikuti. Tinggal mencocokannya dengan tipe bisnis yang cocok bagi anda. Kalau anda belum tahu tipe bisnis apa yang cocok bagi anda, bacalah artikel saya mengenai jenis-jenis bisnis yang cocok bagi anda.

3. Sekolah Bisnis Perusahaan.
Sebagian besar bisnis atau perusahaan menawarkan program internal bagi “siswa muda” yang menjanjikan. Setelah lulus, perusahaan tersebut akan menuntun kemajuan karier mereka. Biasanya perusahaan tersebut membayar biaya pendidikan siswanya, bahkan memberikan waktu untuk meneruskan pendidikan mereka.

Setelah menerima pendidikan formal, karyawan yang menjanjikan tersebut seringkali di rotasi ke divisi berbeda perusahaan itu sehingga mereka bisa melihat keseluruhan bisnis dan mendapatkan pengalaman langsung. Sebagai gambaran, ada sebuah perusahaan, sebut saja “Perusahaan X” yang mempunyai fasilitas pendidikan penjualan.

Anda akan dilatih dengan metode khusus mereka. Setelah itu, mereka akan menuntun anda untuk mepraktekan apa yang telah anda pelajari di ruang kelas. Mentor anda bisa membuat anda tetap berada sesuai dengan teori yang anda dapat di ruang kelas hingga anda mampu menerapkan pada tantangan bisnis di dunia nyata.

Banyak yang bisa anda dapat dari sekolah jenis ini. Tidak hanya ketrampilan menjual yang bisa anda dapat, tapi juga menganalisis strategi pesaing, membuat materi iklan yang efektif dan sebagainya.

4. Sekolah Bisnis di Jalanan.
Sekolah jenis ini menurut Kiyosaki adalah sekolah yang diikuti entrepreneur saat ia meninggalkan “rasa aman” yang ada di sekolah bisnis tradisional, sekolah bisnis keluarga atau sekolah bisnis perusahaan. Ini adalah sekolah tempat “kecerdasan jalanan anda” dibangun, yaitu anda memulai sendiri membangun “kerajaan bisnis” anda sendiri.

Sekolah bisnis di jalanan adalah sekolah bisnis yang buruk, guru yang kasar, dan pelit dalam nilai. Anda seringkali harus berhadapan dengan ketakutan terbesar yang didalamnya terdapat keraguan dalam diri anda. Seringkali anda harus menempuh resiko-resiko bisnis yang sebenarnya daripada hanya teori diatas kertas.

Bahkan jika anda pernah mengikuti sekolah bisnis perusahaan dan terjun langsung di lapangan, kerugian akibat kesalahan dan kegagalan anda ditanggung oleh perusahaan. Paling banter anda tidak mendapatkan komisi. Skenario terburuknya adalah anda dipecat. Di sekolah bisnis jalanan, andalah yang harus menanggung sendiri kerugian akibat kesalahan dan kegagalan anda.

Namun, sekolah jenis ini adalah sekolah bisnis terbaik bagi anda, setidaknya begitulah kata Kiyosaki. Anda tidak akan mendapatkan nilai A dan B, pujian atau komisi yang besar. “Nilai anda” di jalanan diukur dengan uang yang anda dapat dan uang yang anda keluarkan.
Kebanyakan pengusaha atau entrepreneur yang berhasil adalah orang yang mengikuti sekolah jenis ini, terjun langsung membangun sebuah bisnis.

Saya hanya pernah dan masih bersekolah di “sekolah bisnis jalanan” ini. Dan saya mempunyai seorang teman yang mengikuti sekolah bisnis tradisional, jenjang S-2. Saat kami sedang berdiskusi, banyak sekali pendidikan bisnis yang saya dapat dari dia.

Bahkan sampai ke beberapa teori dan perhitungan bisnis yang teramat rumit yang kadangkala bertentangan dengan apa yang saya dapat di sekolah bisnis jalanan. Memang tidak semua, beberapa diantaranya sangat bagus sebagai masukan bagi saya.

Sayangnya, saat ini teman saya memutuskan untuk bekerja membangun bisnis orang lain daripada membangun bisnisnya sendiri. Dengan kata lain, beliau bekerja ke perusahaan orang lain. Itulah mengapa saya setuju dengan pendapat Kiyosaki bahwa sekolah bisnis di jalanan adalah sekolah sekaligus guru yang terbaik.

Anda akan langsung berhadapan dengan “pendidikan bisnis jalanan” yang bengis, kejam dan tak pandang bulu. Seiring dengan waktu, di sekolah bisnis jalanan pengetahuan, keberanian dan mental pengusaha anda akan terbentuk. Jadi, bagi anda yang ingin sekolah bisnis, anda bisa memilih satu atau lebih dari sekolah bisnis diatas.

Kalau saya sendiri, saya lebih suka sekolah bisnis jenis yang keempat, sekolah bisnis jalanan. Karena bagi saya, hanya sekolah itu yang bisa saya pilih dan saya ikuti. Sekolah bisnis terbaik yang pernah saya dapatkan. Ingat, ini bagi saya lho, mungkin anda berbeda. Kalau anda sendiri, pilih yang mana?

Tipe Bisnis Apa yang Cocok Buat Anda?

Jenis bisnis apa yang cocok bagi saya ya?” Pernahkan anda menanyakan hal itu pada diri anda sendiri? Kalau anda tertarik sebuah peluang bisnis, saya rasa pertanyaan tersebut pasti pernah menghampiri anda.

Banyak sekali macam-macam bisnis yang ada yang bisa anda garap. Hanya saja kadang-kadang kita berpikir, “Kayaknya belum ada bisnis yang cocok buat saya deh.”

Padahal jika anda menyelami lebih dalam untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut, anda bisa menemukan jawabannya. Salah satu dari sekian kiat agar anda berhasil dalam membangun sebuah bisnis adalah dengan mengetahui tipe kewirausahaan apa yang cocok buat anda.
Saya akan coba membantu untuk memudahkan anda dalam menentukan tipe usaha apa yang cocok buat anda.

1. Penasehat
Anda tahu, di luaran sana banyak orang yang membutuhkan jasa penasehat. Anda bisa ambil kesempatan ini. Hanya saja, anda perlu segudang pengalaman atau pendidikan. Contohnya wirausaha tipe ini adalah pengacara, akuntan, perencana keuangan, konsultan pemasaran, jasa konseling dan sebagainya.

2. Perantara
Perantara, juga biasa disebut makelar, adalah orang yang membantu orang lain untuk mencari atau menjual sebuah produk atau jasa. Sepertinya banyak yang suka dengan tipe ini. Tidak perlu modal besar dan hanya pasang “nama dan nomor telepon”. Biasanya anda dibayar sejumlah prosentase tertentu dari nilai barang. Anda bisa menjadi perantara penjualan mobil, tanah bahkan produk minuman. Tapi jangan salah sangka. Banyak perantara yang bisnisnya berkembang menjadi besar. Contohnya adalah agen real estate yang sukses. Jika anda berminat, perantara adalah salah satu cara murah untuk berbisnis.

3. Pembangun
Yang termasuk tipe ini adalah tukang pipa, tukang ledeng, tukang listrik dan sebagainya. Jika anda punya keahlian dan termasuk orang yang senang melihat bagaimana proses terbentuknya sesuatu, bisnis ini cocok untuk anda. Tapi ingat, saya tidak menyuruh anda jadi tukang ledeng. Anda bisa pekerjakan orang untuk melakukan tugas tersebut. Yang penting anda tahu tekniknya. Banyak yang bisa anda garap dari tipe entrepreneur model ini. Anda bisa membangun rumah, ruko atau hanya sekedar memasang lantai keramik pada sebuah gedung perkantoran.

4. Pencipta
Kalau untuk yang satu ini, mereka adalah seseorang yang punya visi. Termasuk diantaranya adalah desainer grafis atau pendiri bisnis. Disini sangat diperlukan kreativitas. Khusus untuk pendiri bisnis, biasanya harus dipadukan dengan kemampuan yang lain -bisa partner atau orang lain- yang memiliki kemampuan kuat dalam menjual dan mengoperasikan sebuah perusahaan.

5. Pemilik
Nah, kalau anda termasuk orang yang punya uang “sisa” yang banyak, anda bisa terjun ke dalam tipe bisnis jenis ini, investor. Anda bisa menggunakan uang anda untuk membeli saham, berinvestasi di real estate atau “sekedar membantu” teman anda yang hendak membangun sebuah bisnis yang berprospek. Untuk tipe kewirausahaan jenis ini, anda dituntut untuk mempunyai keahlian dalam berinvestasi. Butuh waktu yang cukup untuk mempelajari sebuah investasi agar investasi yang anda tanaman menguntungkan.

6. Penjual
Ada sebuah anekdot : “Jika anda pandai menjual, anda tidak akan pernah kelaparan”. Saya pikir benar juga. Para penjual yang handal selalu dibutuhkan dimana saja. Banyak dari mereka yang mandiri dan bekerja menggunakan sistem komisi. Bahkan ada yang sampai pada taraf mampu mengelola penjual-penjual handal lainnya bekerja dibawahnya. Mereka sangat handal dalam berkomunikasi dan termasuk pekerja keras yang ulet. Anda bisa memperoleh banyak uang dari menjual.

Jadi ingat, salah satu kunci agar anda sukses dalam berbisnis adalah menemukan jenis bisnis yang sesuai dengan kepribadian dan keahlian anda. Hal ini sifatnya tidak mutlak, tetapi bisa memudahkan anda untuk menuju tangga kesuksesan.

Kalau anda tanyakan kepada saya termasuk manakah dari tipe-tipe diatas, saya akan jawab ada 4 yang cocok dengan saya. Pertama saya suka jadi penasehat, dibayar setelah memberikan “nasehat bisnis“.

Yang kedua adalah perantara, jika uang saya mulai menipis. Ketiga, saya adalah penjual. Apalagi jika ada barang yang berprospek yang bisa dijual.
Terakhir, saya cocok dengan tipe pencipta. Saya suka membangun bisnis dari nol, membuatnya bersistem dan meninggalkannya saat semua bisa berjalan tanpa kehadiran saya.
Kalau anda, jenis usaha manakah yang cocok dengan pribadi dan keahlian anda?