Minggu, 06 Januari 2013

3 Cara Bagaimana Mengarahkan Pegawai Anda Agar Bekerja Maksimal

Pada artikel saya yang telah lalu, telah saya bahas bahwa salah satu fungsi manajemen adalah pengarahan. Sekarang, saya akan bahas apa maksud dari pengarahan atau manajemen pegawai itu sendiri beserta jenis dan macamnya yang bisa anda terapkan buat manajemen sdm anda.

Pengarahan dalam ilmu manajemen merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif dan efisien untuk mencapai sebuah tujuan.

Wah, panjang kali definisinya ya. Biasalah, bahasa kuliahan. Jadi saya nggak bisa merubah seenaknya. Ntar dimarahin dosen manajemen adik ipar saya, ha..ha..ha.. Tapi inti tujuan dari pengarahan adalah, bagaimana caranya agar pegawai anda paham dan mau melaksanakan tugas yang anda berikan dengan sepenuh hati dan hasilnya, memuaskan anda. Kira-kira begitulah… :)

Jenisnya, ada 3 buah. Pertama adalah orientasi, kedua adalah perintah dan ketiga adalah delegasi wewenang. Saya akan bahas satu persatu.

1. Orientasi
Adalah cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar kegiatan usaha anda dapat dilaksanakan dengan baik. Biasanya orientasi ini anda lakukan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk memberikan pengenalan dan pengertian tentang masalah yang terjadi di perusahaan anda.

Tapi orientasi bisa juga anda terapkan untuk pegawai lama yang kadang-kadang lupa atau tidak selalu ingat. Tujunnya adalah agar mereka selalu memahami peranannya. Disetrum dikit lah biar ingat…

2. Perintah
Ini yang paling umum anda lakukan sebagai seorang pimpinan perusahaan. Definisi perintah adalah permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Macamnya :
  • Perintah Umum dan Khusus
    Perintah umum mempunyai sifat luas, sedangkan perintah khusus bersifat mendetail. Penggunaan perintah ini tergantung kepada preferensi anda, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh karyawan anda.
  • Perintah Lisan dan Tertulis
    Untuk yang ini, harus anda sesuaikan dengan kemampuan pegawai atau bawahan anda. Contohnya seperti ini. Jika anda mempunyai tugas yang sedikit rumit dan perlu pemahaman yang agak lama, anda gunakan perintah tertulis. Perintah tertulis bisa menghindari adanya salah tafsir. Tapi jika anda sedang dalam keadaan mendesak, perintah lisan akan lebih cepat anda berikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Jadi, perintah lisan hanya anda berikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah. Prakteknya jangan kebalik lho…
  • Perintah Formal dan Informal
    Perintah formal adalah perintah yang anda berikan kepada pegawai atau bawahan anda sesuai dengan tugas yang telah anda tetapkan dalam organisasi usaha anda. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan. Jadi anda harus pintar-pintar perintah mana yang akan anda gunakan. Salah-salah bisa berabe ntar. Pegawai anda cabut karena merasa perusahaan anda adalah perusahaan militer. :)
3. Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang lebih bersifat umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dengan pendelegasian wewenang ini, anda melimpahkan sebagian dari wewenang yang anda miliki kepada bawahan anda. Misalnya anda punya usaha bandeng presto. Anda mempunyai seorang manager tim penjualan yang salah satu tugasnya adalah mengadakan perjanjian jual beli dengan pembeli besar.

Dengan wewenang yang kurang jelas, manager tersebut akan bolak-balik menanyakan kepada anda, dan jawabannya belum tentu memuaskan. Repot kan? Anda bisa atasi hal ini dengan membuat bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.

Ternyata masalah pengarahan pegawai saja ada rumusnya ya? Tapi santai saja, semuanya fleksibel kok. Yang penting tujuan perusahaan anda dapat dilaksanakan sekuat tenaga oleh pegawai anda.

Hanya saja satu hal yang perlu anda pahami. Sebaik-baik anda memanajemen pegawai anda, anda harus punya sumber daya manusia yang hebat. Maksud saya, percuma anda punya metode pengarahan yang super ganas tapi pegawai anda nggak “kredibel”.
Jadi, pilihlah pegawai yang benar-benar mumpuni. Anda bisa baca artikel saya tentang tips bagaimana memilih karyawan yang berprestasi. Ok, sekian pembahasan tentang manajemen kinerja pegawai. Ada yang mau berkomentar? Nggak usah sungkan-sungkan, monggo…
(sumber gambar : eworld-indonesia.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar