Minggu, 06 Januari 2013

3 Metode Riset Pemasaran agar Produk Anda Tidak Gagal di Pasaran

Anda pasti sering bertanya-tanya, “Bagaimana caranya ya perusahaan X atau Y tahu produk apa yang laris dan dibutuhkan konsumen?” Atau anda bertanya dalam hati, “Kok bisa-bisanya produk mereka sesuai keinginan saya?”

Rahasianya adalah dengan melakukan sistem riset pemasaran. Dan sekarang dengan kecanggihan teknologi internet, anda sangat diuntungkan dengan adanya metode riset pemasaran secara online.

Sebenarnya, metode riset pemasaran untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen cukup banyak. Ada 3 yang cukup populer yang bisa anda gunakan guna mengurangi resiko produk anda gagal di pasaran, yaitu kuisioner, grup fokus dan survei.

Mungkin ada dari anda yang tidak tahu teknis bagaimana mengaplikasikan metode riset pemasaran? Ok, akan saya terangkan secara ringkas.

1. Kuesioner.
Metode riset pemasaran kuisioner bisa dilakukan dengan survei kertas (wawancara langsung) atau online. Pada umumnya, kuesioner lebih berpeluang dijawab jika ada insentifnya (yakni imbalan).

Dulu waktu saya masih bekerja sebagai peneliti lapangan di salah satu lembaga survei terkenal di Indonesia, responden yang saya wawancara diberi sebuah kaos ekslusif dengan logo perusahaan tersebut dibelakangnya.

Kalau insentif metode riset pemasaran McDonald adalah, pada saat mereka hendak meluncurkan “ice cream cone”, setelah diwawancarai, si responden dikasih imbalan sebesar 20ribu, diberi bingkisan kenang-kenangan dan “give-give” lainnya.

2. Grup Fokus.
Grup fokus adalah metode riset pemasaran dengan mengunakan grup kecil konsumen yang dikumpulkan dibawah arahan seorang moderator, sementara para peneliti merekam dan mencatat pengamatan mereka atas respon, reaksi, dan komentar pelanggan. Peserta biasanya dibayar atas waktu mereka.

Berdasarkan pengalaman saya, sepuluh responden dengan satu moderator dan tiga peneliti cukup efektif untuk metode riset pemasaran ini. Tapi hati-hati jika menggunakan metode riset pemasaran ini, jawaban yang diperoleh dari responden seringkali bias.

3. Survei.
Survei lebih singkat dibanding kuesioner, jadi tidak perlu imbalan. Survei secara online akan mendapat respon yang luar biasa jika metode riset pemasaran ini anda suguhkan secara positif. Melalui situs web anda, anda dapat memasukkan beberapa pertanyaan (yang tidak mengganggu, sederhana, dan mudah dijawab) untuk memperoleh komentar dan saran dari pengunjung situs web, terutama para pembelanja.

Catatan Penting…!!! Metode riset pemasaran menggunakan survei telepon adalah teror bagi orang yang sedang makan dengan tenang atau tidur siang. Kebanyakan dari mereka sangat terganggu dan semakin tidak populer (dan tidak dapat diandalkan).

Jadi, sebelum anda membuat dan meluncurkan produk anda, gunakanlah metode riset pasar diatas agar anda tidak mengalami produk gagal di pasaran. Setelah anda dapatkan kesimpulan hasil riset pemasaran anda, tes dan ukur dulu dalam skala kecil. Tujuannya adalah supaya anda benar-benar tahu bahwa produk akan anda laku di pasaran.
Ok? Saya tunggu komentar anda…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar