Cara Cepat Menjadi Makelar Keren Mencermati tawaran waralaba agen properti

Agen properti termasuk jaringan waralaba yang tumbuh subur di Indonesia. Tak terlalu merepotkan seperti berbisnis makanan, menjadi terwaralaba agen properti terkesan lebih independen.

Memang masih banyak orang menjual rumahnya sendiri sembari memasang pengumuman "tanpa perantara". Tapi lihat, kalau Anda mencermati ruko-ruko di pinggir jalan, wow... makin banyak kantor broker properti buka. Masing-masing mengusung brand terkenal. Kalaupun ada kantor yang memasang papan nama kurang kondang, biasanya mereka juga berupaya tampil modern dan elegan. Broker properti zaman sekarang tak lagi berkesan ala makelar rumah zaman baheula.

Padahal, inti bisnis mereka sama saja: berburu uang dengar alias komisi! Semakin banyak rumah, ruko, tanah, atau properti lain terjual lewat tangan mereka, semakin besar komisi yang bakal mereka terima. Biarpun namanya komisi, jangan remehkan nilainya. Coba saja hitung, komisi boleh cuma 3%, tapi kalau rumah yang terjual seharga Rp 1 miliar-di Jakarta rumah senilai itu, mah, buanyaaak-tentu dompet bisa langsung penuh.

Dulu, makelar adalah profesi informal. Banyak orang menjalankan pekerjaan itu secara sambil lalu. Kalau kebetulan mereka mendengar kabar kebun tetangga belakang rumah hendak dijual, mereka mencoba-coba peruntungan dengan menawarkannya kepada famili di lain kota atau teman di kantor. Dulu profesi sambilan ini lebih banyak dijalankan oleh orang-orang yang benar-benar "berbakat". Talenta seolah membimbing mereka menjadi negosiator serta pembujuk yang ulung. Secara alami mereka bisa mengembangkan prosedur kerja yang jitu, walau tanpa mereka sadari.

Kini, jangan salah, penampilan para makelar tak kalah keren dibandingkan dengan pegawai bank. Satu hal menarik, bakat bukan lagi syarat mutlak menjadi broker properti yang sukses. Ilmu dan prosedur kerja sudah dibakukan. Kiat dan strategi untuk menjual secara efektif juga gampang diperoleh. Di mana mendapatkannya? Salah satu cara paling instan adalah dengan bergabung dalam jaringan broker properti yang sudah mapan. Kebetulan memang ada beberapa agen properti kondang yang mengajak masyarakat untuk bergabung menjadi member broker.

Seperti waralaba lain, para investor yang mau menjadi member broker ini mesti membayar franchise fee, royalti, serta beberapa fee lain. Berikut ini ada beberapa profil waralaba agen properti. Silakan cermati skema masing-masing, siapa tahu ada yang cocok bagi Anda.

Agen Properti Century21
Century21 adalah agen properti internasional yang berkantor pusat di New Jersey, Amerika Serikat. Mereka mengklaim memiliki 6.800 kantor agen yang tersebar di 42 negara. Di Indonesia, master franchise dipegang oleh Grup Ciputra.

Untuk menjadi member broker-ini istilah bagi pemilik kantor agen-seorang investor mesti membayar franchise fee. Century21 membedakan biaya waralaba ini ke dalam dua kategori: wilayah Jakarta dan wilayah luar Jakarta. Kalau member broker membuka kantor di Jakarta, mereka harus membayar franchise fee sebesar Rp 150 juta. Adapun member yang berkantor di luar Jakarta cukup membayar franchise fee sebesar Rp 125 juta. Keduanya sama-sama untuk masa kerja sama selama lima tahun.

Selain itu, tentu saja, member broker masih harus menyiapkan tempat. Pemilihan lokasi harus didiskusikan dengan franchisor, dalam hal ini Century21 Indonesia. "Lokasi penting bagi kami, kalau sampai salah tempat kami juga akan rugi karena tidak menerima penghasilan," kata Rina Ciputra Sastrawinata, Presiden Direktur Century21 Indonesia, terus terang.

Pokoknya, perkiraan total modal yang mesti disiapkan oleh member broker untuk membuka satu kantor baru berkisar antara Rp 400 juta sampai Rp 500 juta. Itu sudah termasuk menyewa tempat, merenovasi, peralatan kantor, dan lain-lain. "DP franchise sebesar Rp 38,5 juta harus dibayar seminggu setelah persetujuan. Sisanya harus lunas dalam tempo tiga minggu setelahnya," imbuh Rina.

Sebagai franchisor, Century21 Indonesia berkewajiban menyediakan paket startup. Isinya terdiri dari perangkat lunak sistem, neon boks, umbul-umbul, sampai spanduk untuk penawaran penjualan properti kelak. Pewaralaba juga akan melakukan pelatihan untuk member broker dan associate marketing (agen yang bekerja di lapangan). Setelah beroperasi, terwaralaba juga mesti membayar royalti atas komisi dari setiap transaksi yang berhasil mereka bukukan. Besarnya bervariasi, tergantung besarnya komisi yang diterima dan nilai transaksi yang terjadi. Selain itu, terwaralaba juga mesti membayar fee iklan untuk tingkat nasional. Besarnya 2% dari komisi yang diterima.

Begitu kantor beroperasi, tugas terwaralaba alias member broker adalah memotivasi para agen alias associate marketing agar bekerja maksimal. Ini penting sebab para pemasar itu tidak menerima gaji rutin. Mereka hanya bisa mengandalkan bagian komisi dari setiap transaksi. Perihal seluk-beluk pengelolaan bisnis selanjutnya akan mendapat dukungan penuh dari Century21 Indonesia. Meski buka di satu lokasi, tak berarti agen Century21 hanya bisa beroperasi di lingkungannya. "Agen properti di Jakarta bisa saja jualan di Surabaya," tambah Rina.

Bagaimana pengalaman kantor yang sudah buka? Rina tak mau membuka rahasia komisi yang mereka terima. Hanya, dia berujar kalau dalam sebulan komisi kotor yang diterima tak lebih dari Rp 10 juta sampai Rp 15 juta, pasti kantor tak bisa menutup biaya operasional.

Coldwell Banker
Agen properti internasional ini juga berasal dari Amerika Serikat. Konon, mereka sudah beroperasi selama 100 tahun. Masuk ke Indonesia pada 2001.

Untuk menjadi member broker, calon terwaralaba mesti membayar franchise fee sebesar Rp 105 juta. Selain itu, mereka juga harus menyediakan modal tambahan sebesar Rp 45 juta untuk membeli perlengkapan membuka kantor yang terdiri dari komputer, hardware dan software, kamera digital, printer, scanner, peralatan kantor, neon box, dan logo dalam kantor. Ditambah PPN 10%, total modal yang mesti disiapkan member broker adalah Rp 165 juta.

Tentu saja, dia juga mesti menyediakan tempat usaha yang lokasinya harus mendapat persetujuan coldwell. "Bisa di ruko, perumahan, perkantoran. Pokoknya tempat strategis yang disetujui kami," kata Budhi S. Gozali, Vice President Coldwell Banker Indonesia. Total modal untuk membuka kantor baru, kata Budhi, rata-rata sekitar Rp 400 juta-Rp 800 juta, dengan asumsi tempat usaha adalah sewa.

Pemilik kantor akan mendapat latihan Coldwell Banker System Orientation, isinya langkah-langkah membuka kantor agen. "Misalnya, minggu pertama apa yang harus dipersiapkan sampai grand opening serta penetrasi pasar di daerahnya. Bagaimana merekrut marketing associate, dan seterusnya. Kami membimbing terus dalam persiapan pembukaan kantor," imbuh Budhi. Kunci sukses bisnis ini, katanya, member broker mesti aktif, misalnya dengan menerbitkan brosur, memperkenalkan diri, mengadakan acara-acara yang intinya mengenalkan kantor.

Era Indonesia
Agen properti Era ini pun berasal Amerika Serikat. Mereka masuk ke Indonesia pada 1992 melalui Era Indonesia yang memegang master franchise untuk seluruh Indonesia. Untuk menjadi member broker atawa terwaralaba, investor mesti mendirikan perusahaan berbadan hukum PT. Adapun lokasi kantor harus mendapat persetujuan Era, dengan luas minimal 100 m2. Desain renovasinya harus standar Era.

Era Indonesia mengutip franchise fee sebesar Rp 125 juta sampai Rp 150 juta, ditambah PPN 10%. Itu untuk kerja sama selama lima tahun. Setelah dua tahun berdiri, mereka juga memungut iuran tahunan sebesar Rp 6 juta per tahun. Dari setiap komisi transaksi yang terjadi, Era akan mengutip royalti sebesar 10%. Sudah pasti terwaralaba juga mesti memikirkan biaya-biaya operasional lain, seperti uang sewa tempat dan gaji karyawan.

Sebagai franchisor Era Indonesia akan memberikan sistem waralaba, memberikan training awal, program marketing, desain kantor, neon box, software accounting, sampai busana untuk pemilik waralaba. "Terwaralaba membeli brand, kami memberikan sistemnya," kata Limin Surjani, Media Relation Era Indonesia.

Saat ini Era Indonesia memiliki 90 kantor cabang yang tersebar di 18 kota Indonesia. Jumlah terbanyak di Jakarta dan Surabaya. Di luar Jawa, Era menyebar di Denpasar, Makassar, Batam, Samarinda, Balikpapan, Pontianak, Banjarmasin, Tarakan, dan Manado. "Setiap cabang bersifat mandiri. Era pusat tidak akan intervensi untuk peraturan internal agen, misalnya soal apakah agen itu semua full atau bisa freelance," kata Limin.

Sebagai agen properti waralaba pertama di Indonesia, Era mengklaim diri paling tahu kondisi lapangan ketimbang agen properti lain. "Kami sudah melewati berbagai krisis dari 1998 sampai krisis-krisis sesudahnya yang lebih kecil," kata Limin lagi. Database klien yang mereka kumpulkan sudah mencapai puluhan ribu, dan itu juga menjadi salah satu senjata mereka ketika memasarkan properti.a