Seorang pengusaha harus paham masalah arus kas. Arus kas adalah
pondasi paling dasar dari sebuah bangunan bisnis. Begitu arus kas
hancur, mekanisme keseluruhan bisnis akan rontok satu persatu.
Pengetahuan dan pengendalian terhadap arus kas juga merupakan kunci utama jika anda mencari investor. Padahal bagi sebagian besar pengusaha, arus kas merupakan momok tersendiri.
Siapa yang nggak pusing dengan deretan angka-angka yang njlimet? Maka
dari itu, saya akan terangkan dengan pembahasan yang sederhana.
Tujuannya adalah agar anda tahu bagaimana cara membaca arus kas. Kalau
masalah bikinnya, serahkan pada ahlinya.
Seperti saran saya yang sudah-sudah, anda bisa pekerjakan orang atau meng-hire konsultan keuangan. Yang penting anda tahu intinya. Nggak perlu repot-repot sampai tahu cara membuat laporannya.
Ok, kita mulai. Ada beberapa hal yang perlu anda ketahui perihal arus
kas ini. Pada postingan edisi terdahulu, saya telah membahas masalah fungsi utama neraca. Sekarang saya akan bahas bagian dari pelajaran arus kas lainnya yang tidak kalah penting, yaitu biaya. Apa itu biaya?
Kata mbak Peni R. Pramono dalam buku seri UKM-nya, biaya adalah semua yang anda keluarkan untuk sebuah proyek. Contohnya jika anda mempunyai usaha kedai makanan, beli es batu, beli buah segar, beli bahan baku makanan atau membayar upah karyawan anda adalah biaya. Simpel sebenarnya kan?
Nah, jenis biaya ini banyak. Ada biaya tetap, biaya variabel, biaya
incremental, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan sebagainya. Yang
akan saya bahas sekarang hanya 2 saja, yaitu biaya tetap dan biaya
variabel. Ntar ndak tambah mumet kalau kebanyakan…
BIAYA TETAP
Bahasa kerennya fixed cost. Biaya tetap adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit.
Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas
operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan
kapasitas yang tersedia. Bingung ya? Saya juga, ho..ho..ho..
Saya kasih contoh saja, oke? Misalkan anda punya usaha toko komputer.
Biaya untuk menggaji karyawan yang jaga toko adalah 500 ribu per bulan.
Mau yang beli komputer dalam sehari ada 10 orang atau nggak ada yang
beli sama sekali, biaya yang harus anda keluarkan tidak berubah, yaitu
500 ribu buat menggaji karyawan anda yang jaga toko tadi. Oleh sebab itu
500 ribu tadi disebut biaya tetap. Sudah paham kan?
BIAYA VARIABEL
Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis.
Makin besar volume penjualan anda, makin besar pula biaya yang harus
anda keluarkan. Kalau contoh yang gampang, biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variabel.
Sekarang saya jelaskan dengan contoh kasus saja ya. Biar enak
memahaminya. Anda tahu baglog? Baglog itu bibit media tanam jamur tiram.
Jelasnya bisa anda baca artikel saya tentang usaha jamur tiram.
Misalkan pembuatan sebuah baglog membutuhkan biaya 1500 rupiah untuk
bahan bakunya dan 500 rupiah untuk tenaga kerja yang membuatnya.
Maka biaya variabel dari baglog tersebut adalah 2 ribu rupiah per
unitnya. Total biaya variabelnya bisa berubah-ubah, bergantung berapa
banyak baglog yang bisa dibuat oleh si buruh.
Bila si buruh ternyata bisa membuat 10 baglog, maka total biayanya
adalah Rp. 2.000,00 x 10 unit = Rp. 20.000,00. Kalau cuman bisa buat
satu biji ya biaya variabelnya hanya Rp. 2.000,00 x 1 unit = Rp.
2.000,00. Biaya ini yang dikatakan biaya variabel, karena berubah-ubah
tergantung pada volume bisnis tersebut.
Kemudian, apa gunanya kita tahu biaya tetap dan biaya variabel? Salah
satunya adalah jika anda hendak menghitung berapa titik impas usaha
anda, anda perlu memasukkan rumus titik impas dengan biaya tetap dan
biaya variabel. Yang paling klasik ya buat mendukung pembuatan laporan laba rugi.
Atau jika anda ingin mengganti sistem operasi yang sudah berjalan
dengan yang baru. Sepanjang rentang aktivitasnya tidak berbeda jauh,
anda bisa pakai biaya variabel ini buat pertimbangan dalam mengambil
keputusan.
Sudah jelas kan sekarang apa beda biaya variabel dengan biaya tetap.
Kalau belum jelas cari aja sumber yang lain ya. Kalau mau nanya ke saya,
jangan yang rumit-rumit. Saya juga phobia sama keuangan, ha..ha..ha..
(sumber gambar : pasarkreasi.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar