Jumat, 04 Januari 2013

Ray Kroc, Sang "Raja" Pendiri McDonald

JAKARTA - Siapa yang tidak mengetahui McDonald's? Sebuah franchise asal Amerika Serikat (AS) yang tersedia di lebih dari 119 negara di dunia. Saking populernya, bahkan Ratu Inggris memiliki sebuah Mcdonald's dekat istana Buckingham, London. Namun apakah orang-orang mengenal sang pendirinya?

Adalah Ray Kroc yang mendirikan makanan cepat saji dengan logo yang didominasi warna merah dan kuning itu. Dia memulai karirnya sebagai pengemudi ambulans Palang Merah di 1917 sebelum akhirnya dia membeli lisensi waralaba Mcdonald's dari Dick dan Mac pada 15 April 1955 yang kemudian dijadikan sebagai tanggal ulang tahun Mcdonald's.

Dikutip dalam situs resmi McDonald's, Kroc membeli saham dari Mcdonald's bersaudara dan memimpin perusahaan ini melakukan ekspansi ke seluruh dunia. Di 1955, Ray mendirikan Mcdonald's Corporation dan tiga tahun kemudian berhasil menjual 100 juta hamburger. Saham Mcdonald's mulai dijual kepada publik pada 1965.

Pria yang memiliki filosofi "In bussiness for yourself, but not by yourself" ini, sangat gigih dalam mengembangkan usahanya tersebut. Namun sifat agresifnya bertentangan dengan keinginan Mcdonald bersaudara. Pertikaian pun terjadi hingga akhirnya McDonald bersaaudaralaaah yang pergi meninggalkaan perusahaan.

Kerja Keras Berbuah Hasil

Sejak kecil pribadi Ray memang sangat gigih, terbukti lebih dari satu pekerjaan yang ditekuninya. Ray harus bangun lebih awal dan tidur lebih cepat, bahkan dirinya hanya tidur empat sampai lima jam setiap hari.

Kerja keras yang dilakukannya tak heran membuatnya harus menderita beberapa penyakit serius, seperti penyakit gula, rematik, kelenjar gondok, dan lainnya.

Sebelum menjadi pengusaha sukses, Ray pernah mengalami kegagalan dalam pekerjaan yang ditekuninya, Ray pernah bekerja sebagai salesman real estate, salesman kertas namun itu tidak menguntungkan. Sampai akhirnya dia bertemu Earl Prince yang menghasilkan alat Multi Mixer untuk membuat membuat es krim dan berhasil menjual 8.000 unit.

Saat itulah pertama kalinya Ray bertemu dengan Mcdonald bersaudara yang merupakan salah satu pelanggannya. Ketika datang melihat langsung restoran McDonald's dia heran mengapa restoran dengan pembeli banyak namun tempatnya tidak memadai hanya 20 meter persegi.

Lalu Ray berpikir, mengapa dia tidak membuka restoran yang sama di tempat lain, akhirnya rencana tersebut disetujui oleh Mcdonald bersaudara, hingga akhirnya membuat kontrak. Dalam kontrak disebutkan bahwa Ray menerima 1,9 persen dari penjulan kotor setiap toko (franchise) yang dibuka.

Satu demi satu restoran dibuka, hingga kini restoran tersebut telah tersebar di berbagai negara dan dijadikan sebagai simbol globalisasi dan penyebar gaya hidup orang Amerika. (ade)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar