Masih tentang artikel pemasaran,
pada waktu saya membaca buku “cerdas beriklan”, menurut pengarangnya,
banyak dari pengusaha-pengusaha kita masih jarang memanfaatkan riset pasar.
Padahal ada seorang staf pemasaran sebuah perusahaan asing mengatakan bahwa di perusahaannya ada bagian Research and Development.
Menurut anda, apa tugasnya? Tentu saja riset pemasaran, terkhusus untuk mengembangkan produk-produk baru.
Jadi kalau mereka ingin mengeluarkan produk baru, anggaplah “pena
anti macet”, idenya tersebut adalah hasil dari kebutuhan pasar. Bukannya
“nemu wangsit” terus langsung diproduksi dan dipasarkan begitu saja.
Saya ambil contoh motor matic. Kenapa tiba-tiba motor matic begitu
booming di Indonesia? Karena hasil riset menunjukkan bahwa banyak para
wanita yang kesusahan dan malas naik motor dengan gigi perseneling yang
merepotkan. Bahkan setelah produk diluncurkan, ternyata kaum pria-pun
banyak yang menyukainya.
Coba anda bandingkan dengan para pengusaha-pengusaha kita. Apalagi
yang masih awam dengan dunia riset-meriset atau dunia marketing. Begitu
mereka menemukan “ide cemerlang”, tanpa melakukan riset pasar mereka
langsung merealisasikan ide mereka. Masalah sesuai atau tidak sesuai
dengan kebutuhan konsumen itu perkara nantilah.
Yang lebih parah, sudah nggak pakai riset, langsung diproduksi dalam skala besar tanpa tes dan ukur terlebih dahulu. Alasannya sangat klasik, supaya cepet untung gedhe. Alhasil bukan untung yang di dapat tetapi malah buntung yang diterima.
Jika memang demikian pentingnya, mengapa tetap saja banyak pengusaha
yang enggan melakukan riset pasar? Jawabannya sederhana. Malas dan
terlalu njlimet (baca : rumit) untuk dilakukan.
Karena jangan salah, bukan hanya produk baru yang harus anda riset.
Menentukan harga yang pas, memilih kemana produk anda akan dipajang,
media periklanan yang dibaca oleh calon konsumen anda, hingga warna
kemasan produk-pun perlu diriset. Pokoknya semuanya diriset!
Makanya jangan heran apabila proses meluncurkan sebuah produk baru
bisa memakan waktu yang sangat lama. Eniwei, kalau anda belum tahu
bagaimana caranya riset pasar, silahkan baca artikel saya tentang 3 metode riset pasar.
Dulu waktu saya hendak meluncurkan sebuah produk agrobisnis, saya
harus mempersiapkan lebih dari tiga bulan untuk memperoleh kesimpulan
dari produk saya. Bisa lebih cepat sebenarnya, cuman saya lebih banyak
santainya. Biasa, penyakit malasnya kumat.
Saya mulai menentukan responden, membuat janji bertemu, memanggil
koki untuk memasak produk saya, mewawancara masing-masing responden
selama 1 jam, mencari pengganti apabila responden tiba-tiba menolak, dan
sebagainya. Melelahkan dan menjemukan!
Tapi hasil yang saya dapat sungguh luar biasa. Saya jadi tahu berapa
harga yang pas buat produk saya, kemana para konsumen itu pergi
berbelanja, berapa besar keinginan mereka untuk repeat alias membeli lagi produk saya, sampai berapa kali mereka makan produk sejenis dalam satu minggu! Ini yang disebut menentukan segmentasi pasar.
Bandingkan apabila anda tiba-tiba “nemu wangsit” dan tanpa
ba..bi..bu, langsung anda hajar! Iya kalau berhasil. Kalau gagal? Berapa
kerugian yang harus anda tanggung? Berapa lama anda butuh waktu untuk
mengembalikan semangat anda? Padahal semangat anda adalah bahan bakar
anda. Atau jangan-jangan anda malah trauma!
Makanya seperti yang pernah saya tulis tentang pemasaran atau produksi, mana yang harus didahulukan,
saya lebih suka mendahulukan pemasaran. Saya hanya mengeluarkan biaya
tidak sampai 500 ribu untuk melakukan riset pasar tersebut!
Jadi sebelum anda akan merealisasikan “ide brilian” anda, riset,
riset, riset dan riset! Ini bukan hanya sekedar slogan. Hal ini mutlak
harus anda lakukan. Dan ingat, riset disini bukannya kita terlalu banyak mikir, terlalu banyak pertimbangan atau mau bisnis aja kok repot.
Riset disini fungsinya hanya untuk membuat produk agar sesuai dengan apa yang konsumen butuhkan. Biar pemasaran produk nantinya nggak susah. Juga biar nanti pada waktu merancang strategi pemasaran produknya nggak pusing.
Kira-kira anda mau dan sanggup melakukannya? Menunda kesenangan anda
untuk hal-hal yang melelahkan? Hanya anda dan Sang Pencipta yang tahu
jawabannya, kecuali kalau anda cerita ke teman anda…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar